Langsung ke konten utama

Unggulan

WISATA TANGKAHAN LANGKAT

  WISATA TANGKAHAN sesi foto dengan gajah, tidak gratis ya Jarak Medan ke Tangkahan di Langkat sejauh dua jam tiga puluh menit. Dari Medan ke Tangkahan jalan yang ditempuh cukup baik namum beberapa tempat  atau semakin dekat lokasi jalannya kurang baik karena mobil berjalan lambat. Kebun sawit jadi penanda kita kita akan masuk ke dalam lokasi dan pada hari libur ada antrian untuk membayar biaya masuk area saya lupa biayanya tapi sangat murah namun ini bukan biaya semuanya. Ada beberapa tempat yang bisa dikunjungi di lokasi ini yaitu a. Wisata Sungai Batang Serangan setelah  memarkirkan mobil (ada biaya parkir) kami makan siang lebih dahulu. Banyak warung makan di lokasi ini. Setelah kami turun ke sungai. Karena kami datang saat liburan maka sungai dipenuhi dengan orang. Jika ingin menikmati sungai dengan lebih lama dapat menyewa lapak yang saat liburan harganya naik. Dalam foto dibawah ada beberapa tenda birru itu adalah lapak. di lapak sudah disediakan tikar untuk duduk dan manruh bar

WISATA MANGROVE DI PERBAUNGAN

 


Wisata Mangrove di Sumatera Utara ada di Sei Naga Lawan, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Deli Serdang. Dari kota Medan berjarak 1 jam dengan mengambil jalur tol. Mencari lokasi ini melalui google map akan sangat membantu. Jalan yang mulus sampai ke lokasi. Selepas tol kita akan menikmati pemandangan khas pedesaan dengan persawahan yang saat kami menuju lokasi baru saja bibit padi ditanam. Sepanjang jalan kita akan temukan petunjuk jalan yang memudahkan kita menuju lokasi jika signal sedang tidak baik. Semakin mendekati lokasi kita akan mengikuti sungai, saat itu air sungai sedang surut. Pemandangan perahu nelayan jadi pemandangan yang menarik juga buat mata.



Biaya parkir Rp. 15.000 dan biaya masuk per orang Rp. 10.000 tidak terlalu mahal untuk masuk ke lokasi. Dari pengamatan saya lokasi wisata mangrove sejenis ekowisata. Kami datang dengan rombongan untuk menanam bibit bakau sebanyak 300 bibit dengan harga per bibit Rp. 5.000. Biaya ini sudah termasuk biaya perawatan maka itu berarti suatu saat kita dapat datang kembali untuk melihat hasil tanam kita. Yang ditanam secara simbolis di pinggir pantai tidak banyak sebagian lagi akan ditanam di tempat yang lain oleh pengelola. Pengelolanya sendiri adalah masyarakat yang sekaligus sebagai nelayan. Mereka mengupayakan mangrove ini sudah masuk pada generasi ke 3. Bagi penduduk setempat wisata ini sangat berdampak bagi ekonomi mereka. Baik dampak penanaman bibit pohon yang sudah lama lalu berdampak hingga ke ketersediaan bahan makanan. Jadi kehadiran kita pasti sangat membantu masyarakat. 



Kami tiba di lokasi sekitar pukul 08.00 wib dan para pengelola sudah mulai dengan kesibukannya yang nampak hilir mudik di lokasi. Kami menggunakan 1 gazebo di bagian tengah untuk mendengarkan penuturan dan arahan guide atau pendamping yang disediakan. Pendamping kami adalah pak Irvan berusia - menurut taksiran saya - berumur 40an tahun. Beliau memberikan pemaparan seputar pergumulan mereka sebagai nelayan, apa yang dimaksud mangrove, manfaat mangrove dan memberikan penjelasan beberapa tanaman mangrove yang bermanfaat bagi kesehatan. Beliau sampaikan juga bahwa beberapa tanaman mangrove bisa juga dikelola  menjadi masakan oleh para perempuan di daerah itu. Sambil mendengar penjelasan pak Irvan kami menikmati kopi dan teh dengan disuguhkan beberapa jenis kue yang dibuat oleh penduduk setempat. Kue dan makan siang sudah dipesan lebih dahulu oleh tim kerja. Makan siang pastinya menu ikan laut yang dibeli dari hasil melaut masyarakat.


 
Sambil memberikan penjelasan kami menuju spot dimana bibit tanaman akan kami tanam yaitu dipinggir pantai. Pantainya sendiri adalah pantai dangkal. Untuk menanam pun kami diberikan petunjuk dimana dan bagaimana cara menanamnya agar bibit tanaman bisa tumbuh. Bibit tanaman mangrove harus dibantu dengan batang kayu atau bambu yang ditembuskan melalui polybag agar bibit tidak hanyut terbawa arus. Bibit yang ditanam secara simbolis lokasinya masih berada dalam lingkungan wisata namun sisanya akan ditanam di area yang lebih luas namun tidak jauh dari tempat ini menurut informasi seluas 9 hektar. Bibit lainnya akan ditanam oleh petugasnya sendiri. Penanaman mangrove ini tanpa disadari dekat dengan Hari Bumi, 22 April lalu.


Setelah itu kami menunggu makan siang sambil menunggu makan siang disiapkan, saya menyusuri pantai. Ada beberapa fasilitas di lokasi wisata ini selain area penanaman bibit disediakan juga bungalow glamping  yang bisa dipakai menginap dengan biaya Rp. 300.000, ada banyak pondok - pondok baik dengan pemandangan bakau maupun langsung ke sungai sambil menikmati kapal nelayan yang hilir mudik. Ada beberapa spot foto di tepi sungai, ada jalur jalan beralas bambu di bawah rerimbunan pohon bakau. Ada juga spot foto lainnya namun harus menyeberang sedikit melewati sungai ke arah tepi pantai. Disewakan juga MPV sebesar Rp. 20.000 dengan batasan waktu, pasti seru buat anak - anak. Kita juga dapat menikmati pemandangan berupa beberapa jenis kepiting kecil dengan beragam warna.


Komentar

Postingan Populer